Thursday, November 24, 2011

Home Alone: the Last Night


It takes a lot to know what is love
It's not the big things, but the little things
That can mean enough
A lot of prayers to get me through
And there is never a day that passes by
I don't think of you
You were always there for me
Pushing me and guiding me
Always to succeed
You showed me
When I was young just how to grow
You showed me
Everything that I should know
You showed me
Just how to walk without your hands
'Cause mom you always were
The perfect fan

God has been so good (ohh)
Blessing me with a family
Who did all they could (ohhh)
And I've had many years of grace
And it flatters me when I see the smile on your face
I wanna thank you for what you've done
In hopes I can give back to you
And be the perfect son

You showed me
When I was young just how to grow
You showed me
Everything that I should know
You showed me
Just how to walk without your hands
'Cause mom yo always were
The perfect fan

You showed me how to love (you showed me how to love)
You showed me how to care (showed me how to care)
And you showed me that you would
Always be there (always be there)
I wanna thank you for that time
And I'm proud to say you're mine

You showed me (you showed me)
When I was young just how to grow
You showed me
Everything that I should know
You showed me 
Just how to walk without your hands
'Cause mom you always were
The perfect fan

'Cause mom you always were
Mom you always were
mom you always were
You know you always were
'Cause mom you always were
The perfect fan

I love you mom!




The Perfect Fan. Backstreet Boys.
Lagu lama ini nemenin aku melewati malem terakhirku sendirian. Besok ibu dan bapak akan pulang dari perjalanan hajinya. Yap, kira-kira 24 jam lagi...

Berdebar-debar barang tentu!

Aku percaya bahwa setiap perjalanan akan menyebabkan perubahan pada diri traveler-nya. Derajat dan arahnya tentu berbeda-beda. Tapi perubahan itu pasti adanya. Oleh karena itu, aku berdebar-debar... Aku bertanya-tanya dalam hatiku, "menjadi seperti apa ibu dan bapak sekarang?" dan berbagai imaginasi muncul dalam kepalaku.

Hmmm....
Kali' ini cuman ceracauan aku yang sedang kangen,
sedang menunggu,
sedang khawatir...
mungkin juga takut..

Tapi meskipun begitu,
meski aku ada di tengah-tengah ketidakjelasan perasa'anku sekarang,
lagu the Perfect Fan itu membungkus sesuatu di dalamnya...

Dia membungkus syukur,
syukur karena mereka --kedua orang tuaku-- telah hadir dan ada dalam kehidupanku..

Mungkin bener apa kata orang-orang dulu,
kita baru tahu seberapa berharganya sesuatu ketika sesuatu itu tidak ada,
karena berada di rumah sendirian tanpa bapak dan ibu menjadikanku sadar tentang betapa berartinya mereka buat aku..

Hee.. kali' banyak yang akan nyeletuk, "kmu baru sadar sekarang?!" sambil naikin alis sebelah dan mengatakan betapa bodohnya aku,
tapi kata guru TK-ku, "lebih baik telat daripada gak masuk (red. gak masuk sekolah ketika itu)",
untuk kasusku sekarang... 
kurasa aku lebih beruntung lagi!

Kalimatnya bukan lagi, "lebih baik telat daripada enggak sama skali",
melainkan, "lebih baik telat dan masih punya kesempatan kedua daripada enggak punya kesempatan sama skali",
hehehe....

Alhamdulillah... =)



No comments:

Post a Comment