Wednesday, February 08, 2012

My first self-made container


Hari minggu kemarin akhirnya aku merealisasikan sebuah ide yang udah hinggap di kepalaku sejak akhir tahun 2007 –wow, so long!—. Sedikit kegiatan kreatif, yaitu membuat container alias box dari kertas karton. Tentunya kita udah sering liat boxes cantik yang lazim dipakai sebagai pembungkus kado. Nah, dia inilah yang pengen aku buat...

Ide ini muncul kembali di kepalaku setelah muncul pertanya’an, “dimana aku bisa nyimpen kaleng-kaleng kecil tempat biji taneman? Satu tempat yang kompak dan tidak akan membuatnya tercecer..”. Jelas, jawaban “ditarok di rak aja” tidak memuaskanku. Itu sama aja dengan “resiko tercecer tinggi”. Ketika itulah kalimat, “I need a box! Yes, a box!”. Awalnya aku berniat untuk beli aja boxnya karena kupikir itu akan menghemat waktu dan harganya pun kurasa akan affordable. Dari situ mulailah aku mengukur ukuran box yang aku butuhkan –ternyata cukup besar!— dan survey –harga dan ketersediaan container yang kubutuhkan—. Setelah survey, there’s a new fact I found... It’s too expensive! Hehehehe....

Putar-putar otak... akhirnya kuputuskan untuk membuatnya saja. Sebelum bikin dalam ukuran yang aku butuhkan, aku memutuskan untuk bikin yang lebih kecil dulu sebagai rehearsal...  Liat-liat kumpulan barang apa yang membutuhkan tempat dan ternyata adalah postcards. Kumpulan postcards-ku membutuhkan container agar gak kececer –you know.. kertas-kertas ukuran kecil itu bisa ilang dengan mudah— maka mulailah aku googling dan baca buku.. =D

Kebetulan ibu –fyi, ibu adalah guru PKK— punya sebuah buku tentang bikin container jadi aku mulai membacanya sambil googling cara bikin container. Selain itu juga udah ada beberapa alat yang kubutuhkan di rumah –mom’s, of course!—. Dan habis itu mulailah belanja...

Untuk bikin container kita butuh kertas karton tebel –aku pake 0,2—, kertas samson, kertas kado, lem kertas, lem tembak, selotip kertas –sebenernya bisa juga pakai selotip plastik, tapi itu akan menyulitkan ketika akan nempel kertas di atasnya dengan lem kertas—, pensil/pulpen, cutter/gunting, kayu alau alat lain yang bisa dipake untuk meratakan lem –salah satu website menyarankan kain—, dan penggaris.

alat dan bahan

Berikut adalah langkah-langkah yang aku lakukan dalam bikin container:
1.       Bikin design. Menggambar membantuku untuk memvisualisasikan apa yang blom ada di depan mata secara riil. Ketika nanti dibelakang ada yang perlu diutak-atik pun –dari segi design maupun ukuran—, gambar ini bisa dijadikan acuan dan teman berpikir.. ;)
Nah, untuk bagian atas alias tutup ada catatan khusus ni... tambahkan 0,5 cm pada bagian panjang dan lebar. Knapa? Nanti kalo ukurannya sama gak bisa dipake untuk nutup... Ini tips yang kudapet dari buku dan lapak tetangga..
design awal

2.   Menggambar pola di karton tebel. Ketika nggambar pola ini adala dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, ketelitian. Kita musti teliti dalam menggunakan penggaris. Make sure bahwa kita membentuk garis yang lurus dan gak miring –kecuali memang mo bikin miring—. Kedua, tambahkan 2 mm sebagai “kuping” either di kanan-kiri sisi panjang maupun lebar. Di foto bisa dilihat contohnya. Aku menambahkan 2 mm di sisi lebar –di foto jadinya di atas dan bawah 2 mm-nya hehehe...—. Apa gunanya nambah 2mm ini? Ini sebagai tempat untuk nempelin bagian tepi karton yang terpotong.
pola pada karton

3.    Buang bagian yang tidak diperlukan! Mengacu pada gambar di atas, maka yang dibuang adalah empat bidang pada masing-masing sudut. Akan dihasilkan potongan yang siap ditempel macam di foto di bawah ini. Note: 2mm-nya jangan ikut diilangi ya...

4.      Setengah terpotong. Untuk bagian siku yang akan dibuat dari lipatan kertasnya, bikinlah bagian calon lipatan itu setengah terpotong. Ini akan sangat membantu untuk melipat... Oy, arah melipatnya adalah ke arah luar dari sisi karton yang dibikin stengah terpotong. Misalnya pada foto di atas. Perhatikan karton sebelah kanan, di situ terlihat ada bagian yang dilipat ke atas. Nah, potongannya ada di bagian sebaliknya aka di bawah..
5.   Jiplak kertas karton pada kertas samson –yang akan jadi pelapis bagian dalam--. Aku malas aja musti ngukur-ngukur lagi di kertas samson makanya kujiplak aja.. hehehe... =D
jiplakan pada kertas samson

6.  Tempel-tempel bagian sudutnya. Aku make’ lem tembak untuk pengerja’an satu ini. Beberapa sumber menyebutkan jenis lem yang berbeda, tapi aku wis kadung mempercayai lem tembak untuk urusan bginian. Dia punya kekuatan rekat yang cihuiiyyy... Untung ada yang perfectly fit bikinanku, jadi bisa ada fotonya... hehehe...
siku

7.  Buat jaga-jaga, tambahkan selotip kertas. Gak ada yang nulis seberapa banyak kita  musti menambahkan, so I was just experimenting. Liat foto di bawah untuk contoh...

8.    Bekerja dengan kertas pelapis. Aku melapisis bagian dalam container dulu baru bagian luarnya. Untuk bagian dalam, kulapisi dengan kertas samson –yang tadi udah dijiplaki lalu gunting mengikuti jiplakan— dan kertas kado untuk ngelapisi bagian luar. Unfortunately, aku gak punya foto step ini.. Gak sempet... habisnya udah pusing dan asik duluan...
Kertas-kertas pelapis ini kutempelkan dengan menggunakan lem kertas yang diratakan pada permukaan karton. Kalo gak rata gimana? Ini akan bikin bagian yang gak ada lemnya itu mblendung...
In the last minute aku bikin improvisasi dengan tidak memotong sisa kertas kado yang jadi pelapis luar. Sisa kertas itu –yang kalo dilipat jadi segitiga—aku tempelkan pada bagian sisi lebar.. ;D


Yak... dan inilah penampakan container bikinan sendiri...
self-made container... =)

Dalam perjalanan bikinnya, gak semua berjalan lancar.. Namanya juga baru pertama and I’m not an expert.. Persoalan utama muncul pada bagian atas container atas tutupnya. Aku mengalami dua masalah dengan Si Tutup ini. Pertama, sisi-sisi yang dibikin dari potongan gak mau nempel. Masing-masing bagiannya berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan diri meskipun udah dikasih selotip kertas. Dan ujung-ujungnya cuma bikin kartonnya sobek!
gak bisa saling nempel.. =(

Kedua, ternyata tutupnya gak cukup panjang/lebar untuk bisa ditutupkan! Dia gak fit dengan bagian bawah... terlalu kecil. Dan akhirnya ketika dipaksa untuk jadi tutup, cuman bikin sobek.. Oalaaaahh... Sobek lagi...
another failure: tutup kurang besar.. =(

Akhirnya aku melonggok pada designku.. Something must be done with the design!

Persoalan pertama ku pecahkan dengan strategi menambah panjang tinggi tutup. Awalnya 2 cm aku bikin jadi 2,5 cm. Knapa bgitu? Logika sederhana aja.. Biasanya sesuatu yang lebih pendek itu lebih susah dibentuk-bentuk dan diatur-atur daripada yang lebih panjang. Knapa nambahnya cuman 0,5 cm aja? No idea! Just experimenting.. ;D

Persoalan kedua kupecahkan dengan cara mengukur ulang panjangnya panjang dan lebar. Jadi aku mengukur bagian bawah container yang udah jadi dari tepian karton terluar sampai terluar lagi pada sisi yang berlawanan. Ini ngasih ukuran yang lebih presisi.. Akhirnya aku menggambar ulang design bagian atas container –see below— dan membuatnya ulang...
design baru bagian tutup container

Bikin container bukan hal yang gampang. But it’s worth to try... karena ini akan ngasih lebih dari sekedar container ke kamu. Ini ngasih juga pelajaran tentang ketelitian, menghadapi rasa sakit –misalnya ketika kena lem tembak yang panas ataupun pegel-pegel pas bikin—, keraguan pada diri sendiri –yang cukup sering menderaku selama bikin ini container which means hampir stengah hari kugunakan untuk meragukan diri sendiri— dan kurasa masih banyak lagi yang bisa didapet...

So, what does your dream container look like?

2 comments: