Monday, February 13, 2012

butiran debu

namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa untuk selamanya
namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa sepanjang usia

hingga tiba saatnya aku pun melihat
cintaku yang khianat, cintaku berkhianat

aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
aku tenggelam dalam lautan luka dalam
aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
aku tanpamu butiran debu

namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa untuk selamanya
namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa sepanjang usia

hingga tiba saatnya aku pun melihat
cintaku yang khianat, cintaku berkhianat ooh
menepi menepilah menjauh 
semua yang terjadi di antara kita ooh

aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
aku tenggelam dalam lautan luka dalam
aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
aku tanpamu butiran debu



"Depresif".

Itulah satu-satunya kata yang terlintas di kepalaku ketika pertama kali baca lirik lagu Butiran Debu yang dipopulerkan oleh Rumor. Aku pertama kali kenalan sama lagu ini karena dikenalin sama adekku --Ratna--. Dia ngetweet aku, "download ya @tiarawidiastuti RUMOR - BUTIRAN DEBU :D". That's it! Aku bukannya ngedownload, tapi malah searching liriknya dulu. Hehehe....

Baca liriknya yang depresif abis bikin aku muales banget buat download lagunya. Sampe akhirnya aku download juga gara-gara Ratna mo ke rumah --hehehe... pasti tar ditanya'in ma dia itu lagu udah kudownload blom--. Aku pun memerlukan waktu satu hari untuk mempertimbangkan itu lagu mo kudengerin dulu sebelum ratna ke rumah atau enggak --asli! liriknya bikin males! sangat tidak ok untuk sikonku--. Dan akhirnya kuputuskan untuk dengerin lagu itu.

Kesan pertama. Biasa-biasa aja. Ini adalah lagu yang bisa kudengerin sambil lalu dan kurang membekas --karena suara yang lirih--. Tapi gak bisa kupungkiri bahwa, aku suka intronya.. Suara pianonya...

Kesan kedua. Gak berkesan.

Akhirnya aku putuskan buat tetep narok itu lagu di playlist. Kalo Ratna sampe suruh aku download, pasti ini lagu ada apa-apanya! ;D

Setelah sekian hari itu lagu nangkring di playlist barulah aku ngeh dan menemukan beberapa ke-asyik-an dalam lagu itu. Suara vokalnya mirip Sammy --mantan vokalis Kerispatih-- yang aku suka banget warna suaranya. Intro dengan suara piano yang syahdu.. dududududu... Dan, satu lagi!

"Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi"

Lirik itu terus-terusan aku tangkap. Bahkan kalo ditanya liriknya Butiran Debu gimana, kurasa aku cuman akan jawab "namaku cinta... blablabla.." trus "aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi". Cuman itu doang! Asli!

Kalimat "aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi" terus-menerus ngingetin aku pada satu kalimatku sendiri --yang beberapa kali kubilang ke sobatku Adit dan olehnya direply "kurasa gak bgitu, ti."--. Kurang lebih gini kalimatnya, "jangan-jangan... aku ya, Dit, yang gak siap untuk tanpa dia...", diucapkan dengan nada keraguan dan lebih mirip bilang ke diri sendiri. 

Se-gak-nya dengan denger ini lagu dan menangkap lirik "aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi", aku makin tahu bahwa bukan jalan itu yang akan aku pilih --seandainya aku memang mempunyai pilihan--. Jalan gak-siap-untuk-tanpa-dia. Karena aku gak mau sedepresif lagu ini. Karena aku menginginkan alunan kedamaian.




No comments:

Post a Comment