Wednesday, April 06, 2011

tiga salam

Kira-kira dalam seminggu terakhir mb’Ganis --salah satu temen yang pergi bareng ma aku dan 2 temen lain ke Melb tahun kemaren-- mengupload lagi foto2 kami selama di Melb ke facebook. Karena sudah basi –karena udah lama cerita itu--, diuploadnya foto-foto itu bikin aku keingetan lagi sama Melbourne.

Melbourne City, Southbank, and Yarra River from Swan Bridge

Kenangan atas Melbourne.
Jalanan Melbourne.
Bangunan-bangunan bergaya nabrak –karena disana banyak satu bangunan yang bagian depannya bergaya modern tapi ditabrak ma bagian blakangnya yang bergaya klasik ataupun sebaliknya.
Orang-orang di Melbourne.
Vic Mart.
Koala, kangguru, platipus, dingo --my fav--,  dan temen-temennya.
Unimelb.
Winter dan thunderstorm.
Dan lain-lain.

Ada satu pengalaman selama di sana yang belum pernah aku expose ceritanya di dunia maya dan termasuk pengalaman yang sangat jarang aku ceritakan dalam kehidupan nyata. Pengalaman ini sangat menyentuh buat aku sampe-sampe aku berkali-kali menunda menuliskan pengalaman itu –di titik ini aku merasa bahwa aku sangat lebay, tapi to be honest.. aku selalu tersentuh setiap kali terkenang pengalaman itu. Sejauh aku inget, pengalaman ini mencakup 3 kejadian yang tidak terjadi secara berurutan tapi ketiga kejadian itu sangat mirip satu sama lain. Nah, begini ceritanya..


Kejadian #1
Kejadian pertama terjadi di tikungan trotoar di salah satu perempatan Swanston St. Ketika itu aku baru jalan berempat sama mb’Ganis, Peppy, n Hendi untuk ktemuan sama Silke di Lygon St. Mengikuti ritme pejalan kaki di sana yang berjalan sangat cepat –kalo dibandingkan dengan ritme pejalan kaki di Indonesia--, kami pun berjalan cepat sore itu. Aku jalan di belakang dan mau jalan belok kiri. Mb’Gan, Peppy n Hendi udah belok duluan. Sewaktu aku udah jalan setengah belok ternyata dari arah berlawanan ada seorang perempuan berjilbab berwajah timur tengah setengah londo –kutaksir usianya gak jauh beda denganku— yang juga mau belok ke arah datangnya aku. Singkat kata kami hampir tabrakan. Ketika kami sadar kalo mau tabrakan, kami secara spontan menghentikan langkah kami dan –mungkin sekitar sdetik— kami saling berpandangan. Dia kaget, aku pun gak kalah kaget. Kata “sorry” udah di ujung lidah tapi rasanya gak kunjung keluar karena masih kaget. Surprisingly, perempuan itu tersenyum ke aku dan bilang, “Assalamualaikum..”, dan dengan lancar aku menjawab salamnya, “Wa’alaikumsalam”, lalu tersenyum.

Aku kembali melanjutkan langkahku, gitu juga perempuan itu. Entah seperti apa langkahnya setelah mengucapkan salam padaku dan kujawab salamnya. Yang jelas, aku melanjutkan langkahku dengan penuh senyum dan hati yang jauuuuhhh lebih ringan setelah itu.

Yah.. itulah “Assalamualaikum..” pertama yang aku terima di Negeri Kangguru.. di hari ke-3 aku di Melbourne... =)

Yah.. itulah “Assalamualaikum..” pertama yang aku terima di Negeri Kangguru.. di hari ke-3 aku di Melbourne... 

Swanston St., Melbourne
Kejadian #2
Masih di Swanston St. –gak usah heran kalo kejadiannya di Swanston St. lagi coz aku tinggal di Swanston St. selama di Melb— di hari yang berbeda dan kali ini bukan di tikungan trotoar. Hehehe...

Kejadiannya sangat serupa, bedanya waktu itu aku jalan sendirian. Mau ke Vic Mart kaya’nya. Baru beberapa meter keluar dari apartment. Mengikuti ritme jalan kali Melbourne dan ngeliatin ke depan –pengalaman hampir tabrakan, hehehe...--, jadi jarak beberapa langkah aku udah ngeliat ada seorang perempuan berjilbab tidak berwajah asia. Dan dia pun udah ngeliat aku. Dari jarak satu atau dua langkah kami udah saling melemparkan senyum. Ketika kami berpapasan, dia mengucapkan salam itu, “Assalamualaikum..”, dan kujawab, “Wa’alaikumsalam”.

Seperti kejadian sebelumnya, aku melanjutkan perjalananku dengan tersenyum-senyum gak jelas –hihihi..— dan langkah yang ringan.. Yah.. itulah “Assalamualaikum..” kedua yang aku terima di Negeri Kangguru.. di hari ke-5 aku di Melbourne.. =)


Queen Victoria Market a.k.a Vic Mart
Kejadian #3
Nah, kalo yang ini kejadiannya bukan di Swanston St. tapi di Vic Mart! Dan disertai sikit drama horor.. *hadeeeh!*

Waktu itu aku baru ke Vic Mart dengan tujuan utama adalah beli oleh-oleh –sebaiknya kalian tidak membayangkan aku heboh dalam membeli oleh-oleh daripada kalian akan sangat kecewa. Aku sedang mencari kaos untuk ibuku ketika itu. Yup, cukup sulit untuk cari kaos lengan panjang di sana –karena ibu pesen kaos lengan panjang so pastilah saya mencarikannya dengan sungguh-sungguh. Ketika aku baru jalan muter-muter, entah knapa seorang ibu-ibu berwajah londo 100% berbadan agak gempal yang baru berdiri di depan salah satu kios memandangiku –aku udah ngerasa dipandangi dari jarak 4-5 langkah di depanku. Udah berencana melarikan diri dari dia sgala aku! Sebenernya caranya memandang biasa aja, cenderung ramah bahkan... Cuman akunya aja yang suspicious dipandangi terus. Fyi, ketika itu saya tidak berpakaian mencolok dan tidak membawa plastik belanja’an –dan tidak membawa senjata tajam. Aku cuman pake running shoes, jeans, jaket berwarna dusted-pink dengan bagian dalam berisi bulu angsa, jilbab slobok item, tidak bermake-up, dan berbackpack. Apa menariknya coba?! Makanya aku pengen melarikan diri dari dia...

Akhirnya kutuskan untuk meneguhkan niat berjalan lurus –coz pengen cepet-cepet balik ke apartment— dengan resiko lewat di depan itu perempuan londo 100% yang terus memandangiku. Langkah demi langkah aku makin deket sama ni perempuan londo 100% dan dia tetep aja memandangiku –dan membuatku makin ngerasa horor (!). Ketika aku lewat pas di depan dia, eh ternyata.. eh, ternyata... dia mengucapkan kalimat sakti itu, “Assalamualaikum..”, dan aku pun secara otomatis langsung senyum –lebih mirip meringis mungkin ketika itu— ke dia dan membalas salamnya, “Wa’alaikumsalam”.

Yah.. itulah “Assalamualaikum..” ketiga yang aku terima di Negeri Kangguru.. sehari sebelum aku pulang ke Indonesia.. =)


Itulah tiga touching moments-ku selama di Melbourne. Jauh dari Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam –sama denganku. Berada dalam keadaan menjadi minoritas –as an Indonesian and as a Moslem..

No comments:

Post a Comment