"Today friends, tomorrow enemies."
Perkataan orang bijak satu itu baru ngehits banget di hatiku sejak kemaren sore. Singkat cerita, ada orang yang sedang kehilangan sahabatnya. Mereka saling kehilangan --atau mereka saling menghilangkan ya?--. Begitulah dalam pengamatanku. Bukan aku yang kehilangan tapi mengapa aku sangat sedih sampe-sampe aku kepikiran old saying itu.. Today friends, tomorrow enemies..
Aku tidak paham mengapa orang yang semula saling menyayangi bisa tak saling menyapa kemudian. Mengapa orang yang semula saling peduli menjadi tak acuh kemudian. It's just out of my comprehension!
Friends fingers |
Gimana kalo memang ada salah satu pihak yang "lebih" menyumbang perpisahan tersebut? Hmm.. Meskipun sulit kuterima skenario macam itu, tapi gak bisa kupungkiri bahwa kemungkinan skenario macam itu terjadi di jaman edan ini memang ada. However, asik gak sih ngejalani hidup dengan terus membenci orang lain? Enak gak sih hidup dengan terus menghindari that particular person?
Rekonsiliasi memang bukan hal yang mudah. Gak cuman dibutuhkan hati yang udah kembali adem, tapi juga kebesaran hati untuk mengakui sumbangan masing-masing pihak. Dalam bahasaku, ketika mau rekonsiliasi, kita musti berani.. Berani menghadapi orang lain itu adalah urusan nomor dua. Berani menghadapi diri kita sendiri adalah urusan nomor satu..
Smangat! *sapa coba yang disemangati?! Hah.. gak jelas aku..*
Gambar:
http://www.thorrington.ac.nz/DataStore/Pages/PAGE_956/Docs/Documents/friends-fingers.jpg
No comments:
Post a Comment