Wednesday, June 16, 2010

time management yang jelek or fatigue ya??

**mari.. mari... mule nulis, tee...**

Ini adalah pelajaran yang aku dapetin dua hari terakhir ini, pun sebenernya udah nyicil blajar ini sejak beberapa hari lalu. Terutama setelah aku belajar untuk mengakui bahwa keada'an macam itulah yang sedang aku alami...

Kurasa dari judul udah tergambar apa yang mo aku tulisin kali ini. Rencanaku (karena kadang2 aku berencana nulis A tapi ternyata nyampe Y) adalah menulis tentang hal yang aku pusingkan selama beberapa minggu belakangan, yaitu knapa aku akhir2 ini gampang banget ngerasa cape'. Hal sepele tapi sangat mengganggu mengingat beberapa papers masih menanti untuk diselesaikan.

Aku mulai merasa ada yang salah (or mari kita sebut kurang beres) dalam diriku sejak Mei pertengahan. Gejala2 yang muncul adalah sebagai berikut:


  1. Mudah cape'
  2. Pengennya tidur mulu
  3. Kalo udah tidur, males bangun..
  4. Tidur lama tidak mampu memulihkan energi
  5. Kecemasan ketika membuka laptop (ma'ap, poppy^_^chung...)
  6. Menatap layar monitor laptop/PC dengan raut muka bersalah plus sedih
  7. Sangat merindukan liburan
  8. (di)Bilang(in) or (di)nereakin "Semangat!" 3x udah gak lagi mempan. Thanks a lot untuk mreka yang udah bilangin "Semangat!" ke aku... GBU, guys... 


Aku aku bahwa aku adalah orang yang punya kecenderungan menunda-nunda menyelesaikan/melakukan suatu pekerjaan. Nunggu mpe deadline baru deh aku garap. Tapi sejak dapet treatment tidak langsung dari proses kerja bersama tim COPMA (pnelitian yang lagi kugarap bersama dengan beberapa kolega.. ciee... kolega! ;p), kebiasaan ini mulai berkurang dan aku mulai punya time management yang OK.. at least getting better than before.. (Thank God I have them =D)

Aku sudah melakukan cara2 yang aku tau untuk mengatasi kelelahan tersebut dan menjaga motivasi kerjaku. Misalnya (urut sesuai prioritas):

  1. Dengan makan enak. Karena formula utama adalah "logistik mendukung logika" atau kata salah seorang temen "logika tanpa logistik tak ada artinya".. Weleh banget...
  2. Cari tempat kerja yang nyaman
  3. Mancing mood/motivasi dengan melakukan/mengerjakan bagian yang kita suka dulu
  4. Cari atau temukan suasana kerja. Ini cara baru buat aku karena selama ini aku terbiasa dan (merasa) lebih nyaman bekerja sendirian

Dan usaha2 tersebut (bahkan yang nomor 4 pun!) terbukti GATOT! Gagal total! Aku tetep gak bisa kerja, tetep manyun kalo di depan laptop, dan makin parah dengan sepertinya aku menikmati menyiksa diriku sendiri dengan terus aja memaksa kepalaku untuk mikir dan tanganku untuk nulis/ngetik... Phiuh. *ngebayangin satu kata yang akan keluar dari mulut profesorku. Hehehe... pis, bu.. =D*

Pada akhirnya.. setelah hampir sebulan berkutat dengan itu sendiri.. aku mengambil satu langkah kecil (yang berakibat besar). Aku memilih untuk menulis sebuah email singkat ke profesorku.. email yang sekarang ketika kubaca lebih mirip sebuah pengakuan atas ketidakmampuan diri. Gini emailnya:


Dear Bu,
Apa sepanjang minggu depan ibu ada waktu kosong 1-2jam gitu? Saya pengen ngobrol banyak, bu... Kondisi hectic dan jadi menjalar kemana2. Akhir2 malah jadi sangat tidak produktif, padahal bentar lagi dah PKP dan brangkat ke Melbourne. Semua persiapan blom ada yang beres kelar semuanya.. Kebanyakan urusan administratif yang udah, tapi persiapan program untuk PKP di puskesmas, paper (or paling gak presentasi) iaccp blom berbentuk utuh..

Makasih sebelumnya, bu..

Yours,
Tiara



Yup, sebuah email pengakuan bahwa aku udah gak lagi kuat menyelesaikan itu semua. Aku tau kondisiku menurun. Tapi dengan menulis email, aku bener2 sadar bahwa ternyata aku memang sungguh gak kuat (dalam bahasa Gestalt nih aku baru aware, hehehe... Aware aja susahnya...) dan memerlukan bantuan untuk mengurai benang kusut itu. Ya! Saya memerlukan bantuan untuk sekadar menguraikannya... Hal yang sepertinya sepele tapi gak mampu kulakukan saat ini.. 

Sejak menulis email itu, aku mule terbayang-bayang kata2 salah satu temenku sekelas. Gak cuman sekali dua kali dia bilang itu ke aku. Dia bilang: 
"Kamu kok rajin banget to, ti!?"

Dan aku inget dulu ketika awal2 dia suka bilang gitu aku bisa dengan gampangnya bilang, "Ini bukan rajin kali, ki... Dengan kuliah, kerja di penelitian, dan ngasdos dalam satu waktu (pun yang terakhir ini loadnya rendah), kalo gak gini ya garapanku gak akan pada kelar.. Emang udah konsekuensinya.."

Kemana kalimat itu sekarang??!!!!
Kemana intonasi enteng menjelaskan duduk perkara itu sekarang???!!!
*ngerasa bego'*

Dan setelah ngobrol dengan profesorku dan flashback lagi pertanya'an-jabawan temenku-aku ada hal yang pelajari. Ternyata aku fatigue dan ini udah overload buat aku. Tapi setelah disadari dan diakui, sekarang jadi lebih enteng. Di sini aku blajar untuk mengenali ambang batas kemampuanku, daya tahanku. Mana yang sebenernya aku mampu dan mana yang sudah diluar jangkauanku. Belajar apakah aku masih bisa mengambil/menerima lebih banyak komitmen/tanggung jawab.

Seperti kata profesorku, "orang dengan potensi dan kapasitas tinggi pun akan jadi tidak maksimal kalo terlalu banyak berkomitmen". Dan aku memutuskan bahwa aku gak akan jadi orang macam itu! =)


~ end ~


P.S. Makasih untuk Bu Menuk, tim copma, Kiki, dan orang2 lain yang kalo disebut satu2 akan jadi banyak.. GBU..



No comments:

Post a Comment