Hari minggu kemarin akhirnya aku
merealisasikan sebuah ide yang udah hinggap di kepalaku sejak akhir tahun 2007
–wow, so long!—. Sedikit kegiatan
kreatif, yaitu membuat container
alias box dari kertas karton.
Tentunya kita udah sering liat boxes
cantik yang lazim dipakai sebagai pembungkus kado. Nah, dia inilah yang pengen
aku buat...
Ide ini muncul kembali di
kepalaku setelah muncul pertanya’an, “dimana aku bisa nyimpen kaleng-kaleng
kecil tempat biji taneman? Satu tempat yang kompak dan tidak akan membuatnya
tercecer..”. Jelas, jawaban “ditarok di rak aja” tidak memuaskanku. Itu sama
aja dengan “resiko tercecer tinggi”. Ketika itulah kalimat, “I need a box! Yes, a box!”. Awalnya aku
berniat untuk beli aja boxnya karena
kupikir itu akan menghemat waktu dan harganya pun kurasa akan affordable. Dari situ mulailah aku
mengukur ukuran box yang aku butuhkan
–ternyata cukup besar!— dan survey
–harga dan ketersediaan container
yang kubutuhkan—. Setelah survey, there’s a new fact I found... It’s too expensive! Hehehehe....
Putar-putar otak... akhirnya
kuputuskan untuk membuatnya saja. Sebelum bikin dalam ukuran yang aku butuhkan,
aku memutuskan untuk bikin yang lebih kecil dulu sebagai rehearsal... Liat-liat
kumpulan barang apa yang membutuhkan tempat dan ternyata adalah postcards. Kumpulan postcards-ku membutuhkan container
agar gak kececer –you know..
kertas-kertas ukuran kecil itu bisa ilang dengan mudah— maka mulailah aku googling dan baca buku.. =D
Kebetulan ibu –fyi, ibu adalah guru PKK— punya sebuah
buku tentang bikin container jadi aku
mulai membacanya sambil googling cara
bikin container. Selain itu juga udah ada beberapa alat yang kubutuhkan di
rumah –mom’s, of course!—. Dan habis
itu mulailah belanja...
Untuk bikin container kita butuh kertas karton tebel –aku pake 0,2—, kertas
samson, kertas kado, lem kertas, lem tembak, selotip kertas –sebenernya bisa
juga pakai selotip plastik, tapi itu akan menyulitkan ketika akan nempel kertas
di atasnya dengan lem kertas—, pensil/pulpen, cutter/gunting, kayu alau alat lain yang bisa dipake untuk
meratakan lem –salah satu website
menyarankan kain—, dan penggaris.
alat dan bahan |
Berikut adalah langkah-langkah
yang aku lakukan dalam bikin container:
1.
Bikin design.
Menggambar membantuku untuk memvisualisasikan apa yang blom ada di depan mata
secara riil. Ketika nanti dibelakang ada yang perlu diutak-atik pun –dari segi
design maupun ukuran—, gambar ini bisa dijadikan acuan dan teman berpikir.. ;)
Nah, untuk bagian atas alias tutup ada catatan khusus ni...
tambahkan 0,5 cm pada bagian panjang dan lebar. Knapa? Nanti kalo ukurannya
sama gak bisa dipake untuk nutup... Ini tips yang kudapet dari buku dan lapak
tetangga..
design awal |
2. Menggambar pola di karton tebel. Ketika nggambar
pola ini adala dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, ketelitian. Kita musti
teliti dalam menggunakan penggaris. Make
sure bahwa kita membentuk garis yang lurus dan gak miring –kecuali memang
mo bikin miring—. Kedua, tambahkan 2 mm sebagai “kuping” either di kanan-kiri sisi panjang maupun lebar. Di foto bisa
dilihat contohnya. Aku menambahkan 2 mm di sisi lebar –di foto jadinya di atas
dan bawah 2 mm-nya hehehe...—. Apa gunanya nambah 2mm ini? Ini sebagai tempat
untuk nempelin bagian tepi karton yang terpotong.
pola pada karton |
3. Buang bagian yang tidak diperlukan! Mengacu pada
gambar di atas, maka yang dibuang adalah empat bidang pada masing-masing sudut.
Akan dihasilkan potongan yang siap ditempel macam di foto di bawah ini. Note:
2mm-nya jangan ikut diilangi ya...
4. Setengah terpotong. Untuk bagian siku yang akan
dibuat dari lipatan kertasnya, bikinlah bagian calon lipatan itu setengah
terpotong. Ini akan sangat membantu untuk melipat... Oy, arah melipatnya adalah
ke arah luar dari sisi karton yang dibikin stengah terpotong. Misalnya pada
foto di atas. Perhatikan karton sebelah kanan, di situ terlihat ada bagian yang
dilipat ke atas. Nah, potongannya ada di bagian sebaliknya aka di bawah..
5. Jiplak kertas karton pada kertas samson –yang
akan jadi pelapis bagian dalam--. Aku malas aja musti ngukur-ngukur lagi di
kertas samson makanya kujiplak aja.. hehehe... =D
jiplakan pada kertas samson |
6. Tempel-tempel bagian sudutnya. Aku make’ lem
tembak untuk pengerja’an satu ini. Beberapa sumber menyebutkan jenis lem yang
berbeda, tapi aku wis kadung
mempercayai lem tembak untuk urusan bginian. Dia punya kekuatan rekat yang
cihuiiyyy... Untung ada yang perfectly
fit bikinanku, jadi bisa ada fotonya... hehehe...
siku |
7. Buat jaga-jaga, tambahkan selotip kertas. Gak
ada yang nulis seberapa banyak kita musti menambahkan, so I was just experimenting. Liat foto di bawah untuk contoh...
8. Bekerja dengan kertas pelapis. Aku melapisis
bagian dalam container dulu baru
bagian luarnya. Untuk bagian dalam, kulapisi dengan kertas samson –yang tadi
udah dijiplaki lalu gunting mengikuti jiplakan— dan kertas kado untuk ngelapisi
bagian luar. Unfortunately, aku gak
punya foto step ini.. Gak sempet... habisnya udah pusing dan asik duluan...
Kertas-kertas pelapis ini kutempelkan dengan
menggunakan lem kertas yang diratakan pada permukaan karton. Kalo gak rata
gimana? Ini akan bikin bagian yang gak ada lemnya itu mblendung...
In the last minute aku bikin improvisasi dengan tidak
memotong sisa kertas kado yang jadi pelapis luar. Sisa kertas itu –yang kalo
dilipat jadi segitiga—aku tempelkan pada bagian sisi lebar.. ;D
Yak... dan inilah penampakan container bikinan sendiri...
self-made container... =) |
Dalam perjalanan bikinnya, gak semua
berjalan lancar.. Namanya juga baru pertama and
I’m not an expert.. Persoalan utama muncul pada bagian atas container atas tutupnya. Aku mengalami
dua masalah dengan Si Tutup ini. Pertama, sisi-sisi yang dibikin dari potongan
gak mau nempel. Masing-masing bagiannya berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan
diri meskipun udah dikasih selotip kertas. Dan ujung-ujungnya cuma bikin
kartonnya sobek!
gak bisa saling nempel.. =( |
Kedua, ternyata tutupnya gak
cukup panjang/lebar untuk bisa ditutupkan! Dia gak fit dengan bagian bawah... terlalu kecil. Dan akhirnya ketika
dipaksa untuk jadi tutup, cuman bikin sobek.. Oalaaaahh... Sobek lagi...
another failure: tutup kurang besar.. =( |
Akhirnya aku melonggok pada
designku.. Something must be done with
the design!
Persoalan pertama ku pecahkan
dengan strategi menambah panjang tinggi tutup. Awalnya 2 cm aku bikin jadi 2,5
cm. Knapa bgitu? Logika sederhana aja.. Biasanya sesuatu yang lebih pendek itu
lebih susah dibentuk-bentuk dan diatur-atur daripada yang lebih panjang. Knapa
nambahnya cuman 0,5 cm aja? No idea! Just
experimenting.. ;D
Persoalan kedua kupecahkan dengan
cara mengukur ulang panjangnya panjang dan lebar. Jadi aku mengukur bagian
bawah container yang udah jadi dari
tepian karton terluar sampai terluar lagi pada sisi yang berlawanan. Ini ngasih
ukuran yang lebih presisi.. Akhirnya aku menggambar ulang design bagian atas
container –see below— dan membuatnya
ulang...
design baru bagian tutup container |
Bikin container bukan hal yang
gampang. But it’s worth to try...
karena ini akan ngasih lebih dari sekedar container
ke kamu. Ini ngasih juga pelajaran tentang ketelitian, menghadapi rasa sakit
–misalnya ketika kena lem tembak yang panas ataupun pegel-pegel pas bikin—,
keraguan pada diri sendiri –yang cukup sering menderaku selama bikin ini container which means hampir stengah
hari kugunakan untuk meragukan diri sendiri— dan kurasa masih banyak lagi yang
bisa didapet...
So, what does your dream container look like?
Mau dong dibuatin container ini :p
ReplyDeletehaiiiisssshhh... -_-"
Delete