empat hari terakhir sering banget aku denger sebuah kata,
bahkan sehari bisa berkali-kali,
kata itu adalah sempurna
ditengah2 tuntutan untuk menjadi sempurna,
aku justru nanya,
kenapa kita harus menjadi sempurna?
pertanya'an itu muncul karena sejatinya kita memang tidak sempurna,
meskipun manusia (homo sapiens) adalah spesies paling sempurna.. (katanya...hee..)
aku bukannya skeptis bahwa kita tidak bisa menjadi lebih baek,
tentu kita bisa!
dan itu justru harus kita lakukan..
tapi apakah menjadi lebih baek sama dengan menjadi sempurna?
dalam lingkup yang lebih luas,
menjadi sempurna adalah sesuatu yang aku takuti
karena menjadi sempura menjadikan kita gak lagi punya lubang-lubang dalam diri kita,
lubang-lubang yang menjadi kelemahan dan kekurangan kita..
karena dengan tertutupnya lubang-lubang itu tertutup juga ruang-ruang dalam diri kita yang bisa diisi oleh orang laen,
alias kita gak lagi membutuhkan orang laen..
karena ketika kita gak lagi membutuhkan orang laen, kita akan sendiri..
oleh karena itu,
aku bahagia dengan ketidaksempurnaanku,
karena ketidaksempurnaanku lah yang menjadikan aku utuh,
dengan orang-orang yang mengisi lubang-lubang dalam diriku..
...end of part 1
next part:
sempurna: playing psychologist
'deep thinking' taken from http://lilylarson.com/ |
Note: Tulisan ini adalah repost dari note saya di Facebook. Aslinya ditulis Jumat, 4 September 2009
No comments:
Post a Comment