Kaya' biasanya... bangun pagi-pagi dan menghabiskan waktu beberapa jam untuk duduk di depan komputer dan terkoneksi dengan internet. Aku gak tau knapa kegiatan ini begitu kunikmati di pagi hari... check mail, bales email, ngontak orang, buka fb...
Sik.. sik... sebenernya aku mo nulis apa ya?? Hmmm... tarik napas... *agak g jelas karena aku nulishanya karena menyalurkan hasrat tiba-tiba pengen nulis*
Ditengah-tengah kegiatan rutin pagiku (yang sangat nimat ini... =D), aku tiba-tiba keingetan sesuatu... Kejadian ini terjadi di sebuah rumah di daerah Jl. Ki Mangunsarkoro, tepatnya di rumah mentorku (Bu Menuk alias JEP). Udah sangat lama.. skitar taun 2008 pertengahan jalan ke blakang. Ini untuk yang kedua kalinya aku dan Bu Menuk terlibat sesi curhat tentang kejadian yang sama yang aku alami di penghujung 2007-awal 2008, putus cinta..
Dalam diskusi kami, ibu sempet bilang bgini ke aku:
"Ketika kita udah tua, ti.. yang kita butuhkan adalah temen untuk berdiskusi"
Sampai hari ini kalimat itu terus terngiang-ngiang di telingaku. Sebuah kalimat sederhana. Tidak bisa dibantah karena diawali dengan "ketika kita udah tua" padahal aku blom setua Bu Menuk (heheheh... =D). Mengandung intisari dari pembelajaran ibu selama idupnya yang ketika itu menginjak usia 60 tahun.
Dan pagi ini aku pengen membagikan kalimat itu ke sahabat-sahabatku...
No comments:
Post a Comment